Selasa, 20 November 2007

CINA DI MASA SEKARANG
Dahulu negara Cina hanyalah merupakan negara yang berpenduduk banyak. Dan juga hanyalah sebagai negara yang mempunyai sejarah kekaisaran yang sangat mengundang banyak orang untuk mengetahui dan mempelajarinya. Setelah puluhan tahun (sejak jatuhnya sistem pemerintahan kekaisaran) negara Cina mulai mengalami perubahan-perubahan yang signifikan, dimulai dari ideologi yang diajarkan oleh Mao Zedong, perbaikan ekonomi yang banyak dipengaruhi oleh Deng Xiao Ping, hingga peningkatan kekuatan di bidang militer dan pertahanan yang sekarang ini banyak diusulkan oleh Hu Jintao (presiden Cina sekarang).
Dari sekian banyak perubahan-perubahan yang dialami oleh negara Cina tersebut, Cina sekarang ini memiliki banyak julukan, baik itu Cina sebagai negara “Macan Asia”, ataupun Cina sebagai negara yang memiliki kekuatan militer yang besar. Memang tidak biasanya suatu negara dalam waktu yang bisa dikatakan singkat, menjalankan proses perubahan yang besar. Dalam kasus Cina ini khususnya, negara tersebut melakukan perubahan yang besar di bidang Ekonomi, Ideologi atau politiknya, dan di bidang Militer.
Di bidang ekonomi negara ini tidak terlalu bergantung kepada sumber daya alam yang dimilikinya, dikarenakan memang di Cina hal tersebut tidak bisa dibanggakan. Akan tetapi berbeda dengan sumber daya manusia yang dimiliki Cina sangat besar, sehingga hal tersebut yang membuat perekonomian Cina sangat patut untuk diperhitungkan. Sekarang iniIndustri Amerika mulai dikacaukan dengan kedatangan pesaing dari Cina, dari industri peralatan dapur, ban mobil hingga peralatan elektronik. Harga jual barang-barang yang berasal dari Cina lebih murah 30% sampai 50%. Amerika pun mengalami dilema. Di satu sisi, Amerika memperoleh keuntungan besar dari hubungannya dengan Cina. Amerika mendapatkan pasar yang besar untuk produk-produk industrinya. Murahnya harga barang-barang Cina dapat menekan inflasi di Amerika dan mengeluarkan Amerika dari ancaman terjadinya resesi. Namun di sisi lain, Amerika mengalami defisit perdagangan yang sangat besar sehingga dapat menyebabkan turunnya nilai dolar yang akhirnya dapat mengacaukan sistem keuangan dunia. Amerika tentu saja tetap memanfaatkan ekspansi Cina tetapi jika Amerika tidak memenangkan tantangan industri tersebut, maka Amerika akan kehilangan kekuatan dan pengaruh dalam perekonomian.
Dalam hal ekonomi ini tidak hanya negara Amerika yang mengalami dilemma, akan tetapi hal tersebut menjadikan negara-negara lain juga sangat memperhitungkan kekuatan dan perubahan dalam bidang ekonomi di negara Cina ini. Model perekonomian Cina dirancang dengan pengerahan kapital secara besar-besaran. Birokrasi pemerintah dari Beijing turun ke kota-kota kecil bertujuan untuk membangun kawasan industri dengan mendorong investasi terutama investasi dari luar negeri. Sebagai konsekuensi atas tinggginya investasi asing, Cina menikmati pembangunan di seluruh negara.
Kemudian hal yang berikutnya mengalami kemajuan dan perubahan yang sangat besar di negara Cina adalah perubahan dalam bidang militer dan pertahanan. Saat ini Cina merupakan negara yang sangat diperhitungkan kekuatannya dalam bidang militer, Laporan Pentagon tahun 2005 menyebutkan anggaran militer China sebesar US$ 50-70 miliar, yang dikatakan sebagai anggaran militer terbesar ketiga di dunia.
Pentagon juga mengatakan bahwa kekuatan besar dan utama tersebut membuat China sebagai potensi terbesar untuk menyaingi militer Amerika Serikat. Potensi militer lapangan juga dapat menandingi kemampuan militer AS yang tradisional.
Sebagai perbandingan, Pemerintah AS pimpinan Presiden George W Bush pekan ini mengajukan anggaran militer tahun 2006 sebesar US$ 439 miliar. Cina mengeluarkan anggaran besar pada tahun-tahun terakhir untuk memodernisasi angkatan perangnya yang beranggotakan 2,5 juta personel, dengan fokus pada penambahan persenjataan berteknologi tinggi.
Siasat ini dilakukan agar militer China mampu mencapai dan mendukung kemampuan dalam menyerang saingannya yaitu negara Taiwan
Tidak hanya itu saja, dilihat dari populasi penduduk di negara Cina maka bisa saja disepakati mengenai pendapat Pentagon diatas, yang mana saat ini Cina memiliki 2,5-3 juta personel militer aktif dan 4.000 pesawat militer. Jumlah ini menjadikan China sebagai salah satu kekuatan militer paling besar di dunia sekaligus paling menggetarkan.
Kedua hal diatas (perubahan dalam bidang ekonomi dan militer) sangat berhubungan dengan perubahan yang terjadi dalam hal ideologi yang dulu diterapkan di Cina dengan ideologi yang diusung sekarang.
Dilihat dari bidang ekonomi, saat ini Cina tidak lagi disebut sebagai negara yang terbaring diatas pesakitan. Dikarenakan sekarang ini Cina menerapkan ideologi kapitalis-komunis, dimana kedua hal tersebut dikomposisi sedemikian rupa, sehingga di Cina sendiri ideologi komunis tersebut hanyalah sebagai ideologi yang bertujuan untuk mengikat hubungan emosional saja antara penduduk-penduduk di Cina.
Kemudian dalam bidang militer, Cina mengalami pergeseran ideologi mengenai hal tersebut. Hal ini bisa dilihat dari Perkembangan pemikiran pertahanan Cina modern bermula pada dekade 1930-an dan 1940-an yang lebih mengedepankan pada dua komponen strategi, yakni pertahanan teritorial atau darat (territorial defense) dan pertahanan pantai (coastal defense). Saat itu bagi Cina, esensi pertahanan keamanan adalah seperti yang termuat dalam doktrin Perang Rakyat (People's War). Secara implisit Perang Rakyat mengandalkan unsur manusia, operasi infanteri, dan perang gerilya. Bahkan dalam konsepsi Mao Zedong, perang gerilya inilah yang menjadi inti dari strategi pertahanan. Oleh karena itu, sampai awal tahun 1980-an strategi pertahanan pantai hanya menjadi komponen kedua dalam strategi pertahanan nasional Cina. Kedua strategi pertahanan Cina di atas tidak terlepas dari kebutuhan lingkungan strategis saat itu yakni untuk menangkal ancaman berupa agresi konvensional dan menghadang musuh di perbatasan.
Sejak awal tahun 1980-an, Cina menerapkan strategi pertahanan aktif (jiji fangyu) yang selaras dengan upaya pembangunan ekonomi lompatan jauh ke depan yang dicanangkan Deng Xiaoping. Dengan demikian, kebijakan pertahanan Cina harus disubordinasikan pada dan ditujukan untuk mendukung pembangunan ekonomi nasional. Secara keseluruhan, doktrin pertahanan aktif dimaksudkan untuk menghadapi tiga jenis perang, yakni perang dunia, perang skala luas dalam menghadapi agresi negara asing terhadap Cina, dan konflik perbatasan atau perang terbatas. Dari ketiga kemungkinan perang tesebut sejak pertengahan tahun 1980-an, para elite strategi Cina yakin bahwa jenis perang ketiga yang akan mungkin terjadi. Oleh karena itu, sampai saat ini berbagai simulasi strategi perang-perang regional dan terbatas (youxian zhubu zhanzheng) kerap dikembangkan Cina.
Menjelang akhir 1980-an, strategi pertahanan Cina mulai memperhitungkan arti penting pertahanan maritim dan udara dalam doktrin pertahanan aktif melalui pengenalan strategi pertahanan air hijau (jijide jinhai fangyu zhanlie). Strategi pertahanan ini melakukan restrukturisasi prioritas pengembangan angkatan bersenjata dari ketiga kekuatan matra udara, laut, dan darat dalam upaya membangun kemampuan gerak cepat (rapid response capability) untuk menghadapi perang-perang regional dan terbatas atau konflik intensitas rendah (low intensity conflicts) di sekitar wilayah Cina.
Lebih lanjut, pada awal tahun 1990-an doktrin pertahanan aktif kembali direvisi. Secara eksplisit, angkatan bersenjata Cina menetapkan prioritas pengembangan pada angkatan laut dan udara. Militer didorong untuk melaksanakan konstruksi kualitatif militer, yakni upaya untuk meningkatkan kemampuan operasi militer yang dikombinasikan dengan teknologi persenjataan yang tinggi. Doktrin modernisasi kualitas militer ini menjadi filosofi yang melandasi pengembangan militer Cina sejak tahun 1992 sampai saat ini.
Dari penjelasan diatas bisa ditarik benang merah dengan keadaan politik di Cina sekarang ini, yaitu yang mana PKC (Partai Komunis Cina) adalah partai yang mendominasi kekuatan politik di negara tersebut menerapkan penerimaan Kongres untuk menempatkan teori ”Tiga Representasi” (Sange Daibiao) ke dalam konstitusi PKC. Ia akan berdampingan bersama Marxisme-Leninisme-Pikiran Mao dan Pemikiran Deng Xiaoping. Tiga Representasi merupakan buah pikiran Jiang yang pada dasarnya mengakhiri peran ideologi, akan tetapi juga untuk mengekalkan posisi PKC sebagai pemegang hegemoni kekuasaan di Cina. Atas dasar pikiran baru ini partai tidak hanya mewakili kepentingan buruh, tani, prajurit dan borjuis kecil saja, akan tetapi juga mewakili kepentingan kelas ekonomi baru (baca para kapitalis, golongan entrepreneur dan borjuis besar) yang muncul sebagai hasil reformasi ekonomi Deng Xiaoping. Prinsip baru itu diterangkan dengan kalimat bahwa PKC mewakili ”kekuatan produksi maju, budaya maju, dan kepentingan dasar semua orang.” Dalam perubahan di bidang militer Cina ini, Presiden Cina Hu Jintao dalam pidatonya pada Kongres ke-17 Partai Komunis Cina (PKC) menyatakan bahwa Cina harus segera mengembangkan kemampuan militer yang berteknologi tinggi. Secara eksplisit, pemimpin PKC tersebut juga mengonfirmasikan bahwa lima tahun ke depan sasaran strategis pengembangan kekuatan militer Cina yakni membangun angkatan bersenjata yang terkomputerisasi, unggul dalam kemampuan tempur berbasis teknologi informasi, serta didukung oleh prajurit bermutu tinggi dalam jumlah besar.

Tidak ada komentar: