Lebaran Penuh Berkah dan Rejeki
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…
Laa ilaaha illallah Wallahu Akbar…
Allahu Akbar Walillahilhamd'…
Ketika takbir berkumandang di setiap masjid yang berdiri
kokoh, di dalam rumah-rumah calon-calon penghuni syurga kelak, ada rasa
kebanggaan akan kemenangan yang mereka rasa setelah sebulan lamanya mencoba
melewati ujian demi ujian pada bulan Ramadhan sebelumnya. Tak terkecuali, begitupun
dengan kami, para perantau dari berbagai daerah dari seluruh penjuru Indonesia
yang berkumpul di ibukota tercinta, Jakarta. Amin Ya Robbal ‘Alamin.
Suasana hiruk-pikuk kota Jakarta, kota bisnis, pusat
pemerintahan negara Indonesia, yang sebelumnya sangat megah dan ramai seketika
berubah menjadi kota yang tenang dan nyaman. Mungkin itulah yang dirasa oleh kami dan segenap warga asli
yang bermukim di Jakarta. Kesunyian, merupakan bentuk sebuah berkah dalam
perayaan lebaran, hanya itulah yang bisa kita dapatkan hanya sekali setiap
tahunnya.
Bagaimana dengan kalian, para keluarga besar, sahabat, rekan
sejawat, yang merayakan lebaran di pelosok-pelosok kota di Indonesia selain Jakarta.
Apakah merasakan berkah yang sama? Ketidak-ramaian sebuah wilayah, merupakan
berkah juga bagi kalian?
Mungkin, kalian akan menjawab serentak “Tentu tidak!!!. Bagaimana
mungkin, sebuah kesunyian merupakan bentuk sebuah berkah dalam perayaan lebaran
bila rasa rindu, rasa bersalah selama setahun terhadap anggota keluarga lain,
sahabat dan rekan sejawat begitu besar dan tak terhitung jumlahnya?”. Ya,
justru keramaian dan hiruk-pikuk yang sangat tinggi adalah sebuah berkah
tersendiri bagi kalian tentunya.
Ketika melihat lebih dalam, tentu ada makna tersirat dari
sebuah keramaian dan kesunyian yang bisa dikatakan adalah merupakan sebuah
bentuk berkah. Namun, terkadang masih saja ada yang dirasa kurang. Begitulah
manusia, tak pernah puas akan sebuah kejadian.
Mari sejenak kita renungkan bersama, bentuk keberkahan
tersebut. Tak akan ada habisnya kita perdebatkan, berkah apa yang terbaik yang
ingin kita raih. Hal tersebut haruslah sejalan beriringan dengan rasa penuh syukur
dan Ikhlas pada sanubari tiap-tiap individu yang menjalankannya. Tanpa kedua
hal itu, bersyukur dan ikhlas, kejadian apapun takkan bisa dirasakan dengan
baik, berkah pun akan menjadi sebuah malapetaka.
Sebuah berkah merupakan rejeki juga bagi kita ummatNya. Hal
itu tidak dapat dipisahkan begitu saja, karena berkah dan rejeki siapa yang
tahu, kecuali Dia, Allah SWT yang Maha Mengetahui lagi Maha Pemberi.
Bersungguh-sungguh, bersyukur dan ikhlas dalam menjalani semua ketentuanNya,
adalah hal yang kita bisa lakukan. Hanya itu……….
Qolallahu Ta'Ala fil Qur'anilkariim:
"Waidz ta adzdzana
robbukum la insyakartum la aziidannakum, Wala inkafartum inna ‘adzaabii la
syadiid----Ibrahim; 7”
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar…
Laa ilaaha illallah Wallahu Akbar…
Allahu Akbar Walillahilhamd'…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar